Bisnis ternak sapi merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Mengingat sapi merupakan hewan yang sangat banyak memberi produk yang bisa dinikmati banyak orang. Mulai dari daging, susu, organ dalam, tulang hingga kulit dapat dimanfaatkan untuk konsumsi maupun membuat kerajinan. Bahkan, kotorannya pun bisa digunakan oleh petani sebagai pupuk kandang.
Kondisi dan budaya di Indonesia sekarang ini juga membuat permintaan akan daging sapi dan susu semakin meningkat. Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki setidaknya tiga hari besar di mana biasanya permintaan daging sapi naik drastis, yaitu bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Perlu diingat bisnis ternak sapi bisa membutuhkan modal yang besar dan tenaga ekstra serta waktu yang cukup lama hingga sapi tumbuh dewasa dan siap dijual. Namun, jika dijalankan dengan serius, bisnis ini bisa memberi keuntungan yang tidak kecil jumlahnya.
Peternakan sapi yang dijalankan di Indonesia sebagian besar merupakan peternakan berskala kecil dan masih dilakukan secara tradisional serta sangat minim teknologi. Peternak-peternak ini tersebut pada umumnya merupakan pekerjaan sampingan sebagai sebagai asuransi atau tabungan semata. Oleh karena itu banyak mereka yang berpikiran untuk bisnis sapi ternak tahun 2022 membutuhkan komunitas dan tips yang bisa ditemukan di banyak komunitas peternak milenial seperti di Ternaknesia.
Di Indonesia, bisnis sapi ternak biasaya dibagi 3 jenis, yaitu sapi pedaging, sapi perah dan sapi dwiguna (sapi pedaging yang juga memproduksi susu).
1. Ternak sapi pedaging
Peternakan sapi pedaging atau sapi potong merupakan bisnis ternak sapi peternakan yang mana komoditas utama adalah daging. Ternak sapi potong biasanya dipelihara dan diusahakan agar mencapai bobot maksimal atau bahkan melebihi bobot semestinya.
Sapi pedaging yang biasa diternakan di Indonesia adalah sapi peranakan ongole (PO) atau sapi lokal, sapi madura, sapi brahman dan sapi bali. Selain itu juga ada sapi yang berasal dari daratan Eropa seperti sapi limosin dan sapi simental.
2. Ternak sapi perah
Berbeda dengan bisnis ternak sapi potong atau pedaging, jenis sapi perah diternakan untuk memproduksi susu dengan harga per liternya berkisar Rp 6.500 – Rp 8.000.
Menurut Kementrian Perindustrian, Indonesia setidaknya butuh 3,3 juta ton susu tiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah populasi sapi perah Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 544 791 ekor. Sapi perah yang banyak diternakan di Indonesia antara lain sapi friesian holstein dan sapi jersey.
3. Ternak sapi dwiguna
Bisnis ternak sapi dwiguna dapat memberi keuntungan ganda bagi peternak. Selain memproduksi daging, bisnis sapi ternak ini juga memproduksi susu dalam jumlah yang cukup banyak. Selain dijual dalam bentuk susu murni, peternak bisnis ternak sapi perah juga memiliki peluang untuk mengolah susu menjadi berbagai makanan dan minuman olahan.
Tidak hanya bisnis ternak sapi perah ini dapat menguntungkan pihak individual, bisnis ternak sapi perah juga dapat berpengaruh pada perekonomian di masyarakat Indonesia. Karena bisnis ternak sapi perah selain untuk mendapatkan produksi susu dan daging juga dapat bersaing dengan usaha-lainnya, hasil produksi susu sapi perah dan daging sapi masih banyak dibutuhkan masyarakat untuk dikonsumsi. Kebutuhan protein hewani seperti susu dan daging semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat protein untuk kesehatan kecerdasan bangsa.
Secara umum bisnis sapi perah sangat berpeluang tinggi untuk dikembangkan, baik secara usaha rakyat maupun secara swasta. Oleh karena itu banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan produksi susu sapi perah, selain ternaknya yang harus produktif, juga perlu disertai dengan peningkatan sumberdaya peternak, tersedianya modal usaha dan inovasi teknologi tepat guna.
Terkait dengan sumberdaya peternak dapat ditingkatkan melalui bimbingan teknis atau penyuluhan, dengan tujuan agar peternak lebih terampil dalam mengelola usahanya, sehingga teknologi budidaya sapi perah yang dikuasai peternak akan meningkat.
Selanjutnya dukungan ketersediaan pakan ternak yang memadai dapat meningkatkan produktivitas sapi perah, melalui pemanfaatan Jenis tanaman pakan ternak yang tumbuh disekitar lokasi peternakan.
Dengan meningkatnya keterampilan dan motivasi peternak dalam usaha peternakan sapi perah, diharapkan produktivitas sapi perah meningkat dan pada ahirnya pendapatan peternak akan meningkat. Pemahaman usaha ternak sapi perah dapat difokuskan pada pemberian teknologi dan inovasi pada peternak yang harus diimbangi dengan kemampuan peternak.
Jika Peternak memahami teknologi yang diberikan dan sesuai dengan kemampuan peternak, maka peternak dapat melaksanakan dengan baik. Teknologi mempunyai potensi untuk pengembangan usaha ternak dan memiliki 3 makna kunci utama yaitu, perilaku peternak, kondisi dan hubungan sosial, dan kemampuan untuk berusaha. Dengan demikian penerapan teknologi pada usaha ternak sapi perah, dapat meningkatkan produktivitas ternak dan juga meningkatkan pendapatan peternak
Seperti yang dilansir oleh bisnis.com, Mita Kopiyah, perempuan berusia 30 tahun, yang sukses mengelola peternakan sapi perah mandiri. Bersama suaminya, Slamet, sebanyak 15 ekor sapi kini dikelola.
"Delapan ekor yang laktasi [memproduksi susu], biasa 12 liter sampai 18 liter per hari [per ekor] produksinya sekarang. Bahkan ada yang pernah 25 liter per ekor per hari," jelas Mita pada bisnis.com saat ditemui di Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung.
Kecamatan Pagerwojo yang terletak sekitar 20 km dari pusat Tulungagung merupakan sentra peternak sapi, mayoritas sapi perah. Mita terjun di bidang peternakan sapi perah karena kedua orang tua juga peternak.
Jika kamu tertarik bisnis ternak sapi seperti Mita, baca tips khusus peternak lainnya di Sobaternak, aplikasi manajemen peternakan milenial dan gabung komunitasnya untuk berdiskusi dan menukar ide. Memudahkan kamu sebagai peternak dalam mengelola peternakan. Download aplikasinya nya di sini sekarang.