Demam tiga hari atau biasa disebut dengan Bovine ephemeral fever (BEF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyakit virus yang disebabkan oleh hewan nyamuk. Penyakit ini ditandai dengan adanya demam selama tiga hari, kadang sampai terjadi kekakuan dan kelumpuhan pada anggota gerak ternak tersebut.
Namun setelah tiga hari ternak tersebut akan mengalami kesembuhan secara spontan. Oleh karena itu kenapa penyakit ini dapat dikatakan demam tiga hari atau three day sickness atau Bovine Ephemeral Fever (BEF). Perpindahan penularan penyakit ini dari vektor terinfeksi melalui angin yang diduga telah menyebabkan wabah dibeberapa daerah. Selain itu kondisi lingkungan dan iklim didaerah setempat yang juga dapat mempengaruhi habitat vektor dan mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut.
Kejadian tertinggi penyakit ini terjadi pada
saat musim hujan untuk daerah tropis dan pada daerah subtropis kejadian
tertinggi pada saat musim panas sampai musim semi. Ternak yang terinfeksi oleh
virus ini akan mengalami demam tinggi yaitu sekitar 40 sampai 42 yang dimana kondisi
normalnya yaitu 38 sampai 39
. Hal ini juga akan mengakibatkan leleran pada hidung ternak,
ada juga ternak yang sampai mengakibatkan kepincangan atau gemetar pada saat
berdiri.
Demam yang terlalu tinggi ini akan mengakibatkan otot ternak akan mengalami tegang yang berakibat kaki akan gemetar dan kepincangan. Selain itu ternak juga akan mengalami sesak nafas dan kegelisahan karena demam yang tinggi, ternak juga akan tampak lemas, nafsu makan menurun.
Pada sapi perah atau ternak yang terkena BEF akan mengakibatkan penurunan produksi susu, serta pada ternak yang sedang hamil juga akan berakibat keguguran karena gagalnya pada sistem reproduksinya. Penyakit ini juga dapat mengakibatkan kematian pada ternak. Tingkat kematiannya tergolong rendah yaitu mencapai 0-2% sedangkan tingkat penularannya dapat mencapai 80%.
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi BEF atau melakukan kontrol pada populasi nyamuk sebagai vektor penyebaran penyakit. Walaupun begitu untuk kontrol populasi nyamuk masihlah susah dikendalikan karena tingkat reproduksi nyamuk dan berkembangbiaknya yang cukup cepat. Dan untuk vaksinasi sendiri juga masih belum beredar luas walaupun kasus kejadian penyakit ini cukup tinggi.
Maka untuk mengurangi hal tersebut terjadi maka sebaiknya dilakukan manajemen kandang yang baik seperti diterapkannya sanitasi atau kebersihan kandang dan lingkungan harus dijaga, jumlah ternak dalam satu kandang tidak terlalu padat dan jalannya pembuangan air dan kotoran yang baik sehingga tidak menimbulkan penimbunan genangan pada saluran air dan kotoran yang akan mendatangkan nyamuk dan lalat yang akan memperparah kondisi kesehatan ternak.