Untuk mencapai hasil yang diinginkan, diperlukan bakalan yang memiliki produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, sangat diperlukan seleksi bakalan ternak. Seleksi merupakan suatu tindakan dalam memilih ternak yang memiliki sifat yang dikehendaki dan membuang ternak yang tidak memiliki sifat yang dikehendaki. Seleksi ini dapat dilakukan pada umur sapih (anak), umur muda (bakalan), dan dewasa tergantung pada kriteria yang akan diseleksi. Metode seleksi yang dilakukan dapat berupa culling dan replacement. Culling (afkir) yaitu pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit. Replacement (pengganti) yaitu ternak yang sudah tidak produktif akan digantikan ternak yang lebih baik lagi agar produksi usaha tetap maksimal. Beberapa parameter yang dapat dilihat secara langsung dalam melakukan seleksi secara umum diantaranya,
Kesesuaian warna tubuh dengan bangsanya.
Keserasian bentuk kepala, leher, dan tubuh ternak.
Tingkat pertambahan dan bobot badan pada umur tertentu yang tinggi
Ukuran minimal tinggi gumba dengan mengacu pada SNI/regional/populasi setempat
Tidak cacat pada tubuh
Untuk pejantan, testis harus simetris pada sapi berumur > 18 bulan, menggantung, dan lingkar panjangnya > 32 cm
Sehat (mata bersinar), gerakan aktif, tidak ada kelainan organ
Memilih kriteria calon induk, hendaknya memperhatikan kriteria teknis seperti :
Badan panjang dan dalam
Memiliki produktivitas yang tinggi
Berpenampilan menarik
Nafsu makan baik
Memiliki daya adaptasi tinggi
Sehat/tidak mengidap suatu penyakit
Memilih calon pejantan, hendaknya memperhatikan kriteria teknis seperti :
Badan panjang dan dalam
Kondisi tubuh simetris antara bagian depan,tengah,dan belakang
Mata cerah dan bercahaya
Kemudi lebar dan dalam
Nafsu makan baik
Sehat/tidak mengidap suatu penyakit
by: Raviana Mulyawatiningsih